Karawitan berasal dari kata “rawit” yang memiliki arti kecil, halus, indah, dan rumit. Secara etimologi karawitan memiliki arti seni suara yang memiliki sistim laras slendro dan pelog. Jika ditarik kesimpulan karawitan adalah seni suara yang memiliki sistim laras slendro dan pelog yang bersifat halus, indah, dan rumit dengan menggunakan 5 nada pokok yang kemudian disebut sebagai musik pentatonis.
Dalam karawitan gaya Surakarta, gendhing terbagi kedalam beberapa golongan, yaitu :
a. Gendhing Alit : Sampak, Srepeg, Ayak-ayakan, Lancaran, Gangsaran
b. Gendhing Tengahan : Ketawang, Ladrang, Ketawang Gendhing Kethuk 2 Kerep.
c. Gendhing Ageng : Gendhing Kethuk 2 Kerep Minggah 4, Gendhing Kethuk 4 Kerep Minggah 8, Gendhing Kethuk 8 Kerep Minggah 16.
Yang akan dibahasa adalah gendhing Lancaran, Ketawang, Ladrang yang kerap disajikan dan didengarkan oleh masyrakat umum yang biasanya disajikan untuk iringan tari maupun wayangan atau biasanya untuk sajian klenengan. Gendhing Lancaran adalah repertoar gendhing alit gaya surakarta yang memiliki ciri atau karateristik :
1. Didalam 1 gongan terdapat 16 tabuhan balungan yang terbagi dalam 4 gatra, 1 gatra terdapat 4 sabetan balungan.
2. Didalam 1 gongan terdapat 8 tabuhan kethuk.
3. Didalam 1 gongan terdapat 3 tabuhan kempul.
4. Didalam 1 gongan terdapat 4 tabuhan kenong.
Contoh penerapannya dalam gendhing Suwe Ora Jamu, Laras Pelog Pathet Nem :

Gendhing bentuk Ketawang merupakan repertoar gendhing gaya Surakarta yang lebih menyajikan pada garap instrumen ngajeng (Rebab, Kendhang, Gender, Vokal Sindhen). Gendhing Ketawang bersifat halus, rumit, indah dengan ciri atau karateristik :
1. Didalam 1 gongan terdapat 16 tabuhan balungan, yang terbagi dalam 4 gatra, 1 gatra terdapat 4 sabetan balungan.
2. Didalam 1 gongan terdapat 8 tabuhan Kempyang.
3. Didalam 1 gongan terdapat 4 tabuhan Kethuk.
4. Didalam 1 gongan terdapat 1 tabuhan Kempul.
5. Didalam 1 gongan terdapat 2 tabuhan kenong.
Sebagai contoh yaitu gendhing Ketawang Puspa Giwang Laras Pelog Pathet Barang :

Gendhing Bentuk Ladrang merupakan repertiar gendhing tengahan yang biasanya mengutamakan garap ricikan ngajeng dan biasanya digunakan untuk sajian iringan tari atau wayangan dan biasanya untuk iringan pahargyan atau klenengan. Gendhing bentuk LAdrang sendiri secara sistematis lebih panjang dan lebih rumit garapnya dibandingkan gendhing bentuk ketawang. Gendhing bentuk Ladrang memiliki ciri yaitu :
1. Didalam 1 gongan terdapat 32 tabuhan balungan, yang terbagi dalam 8 gatra, 1 gatra terdapat 4 sabetan balungan.
2. Didalam 1 gongan terdapat 16 tabuhan Kempyang.
3. Didalam 1 gongan terdapat 8 tabuhan Kethuk.
4. Didalam 1 gongan terdapat 3 tabuhan Kempul.
5. Didalam 1 gongan terdapat 4 tabuhan kenong.
Contohnya terdapat dalam gendhing Ladrang Kalongking Laras Pelog Pathet Nem :

Gendhing bentuk Lancaran, Ketawang, Ladrang tidak hanya seperti yang dituliskan diatas, akan tetapi banyak sekali ragam jenis gendhingnya. Akan tetapi konsep dan pengaplikasiannya antara gendhing Lancaran satu dengan Lancaran lainnya sama hanya berbeda pada notasi balungannya begitu juga gendhing bentuk Ketawang dan Ladrang.