You are currently viewing Apresiasi Seni – Eksistensi Wayang Orang Sriwedari di Tengah Pandemi

Apresiasi Seni – Eksistensi Wayang Orang Sriwedari di Tengah Pandemi

Eksistensi Wayang Orang Sriwedari di Tengah Pandemi

Bersama Narasumber Risang Janur Wenda, S.Sn (Anggota Wayang Orang Sriwedari

  • Latar Belakang

Kompleks Sriwedari, sebuah kompleks bersejarah di tengah kota Solo, menjadi saksi perjuangan para pegiat budaya untuk mempertahankan warisan tradisi yang dulu pernah begitu digemari masyarakat. Seiring dengan perubahan jaman, eksistensi wayang orang Sriwedari pun menghadapi banyak tantangan dan halangan. Pasang surut mewarnai perjalanan para pegiat budaya untuk mempertahankan warisan adiluhung ini.

Berdasarkan penuturan Risang Janur Wenda, awal mula pementasan wayang orang ini berawal dari dalam Istana Mangkunegaran. Namun, karena krisis ekonomi saat pemerintahan Raja Mangkunegara ke VI, semua pemain wayang terpaksa dipensiunkan. Sejak saat itulah, para pemain wayang membentuk kelompok dan melakukan pementasan dari kampung ke kampung. Hingga seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Gan Kam, melihat fenomena ini sebagai peluang bisnis. Gan Kam pun merekrut mantan pemain wayang orang dari Kraton Mangkunegaran menjadi sebuah grup dan membentuk pementasan dengan panggung ala opera barat, serta menarik bayaran dari para penontonya.

Pertunjukan wayang orang gagasan Gan Kam ini pun semakin memasyarakat. Hingga di akhir tahun 1895, Pakubuwono X  memberikan ‘Kebon Rojo’ atau kawasan Sriwedari – yang pada saat itu tempat rekreasi sang raja – sebagai tempat pertunjukan wayang orang. Sambutan yang hangat atas hadirnya wayang orang ini akhirnya membuat banyak para seniman membentuk berbagai kelompok wayang, mulai dari Jawa Timur hingga Jakarta. Bahkan, pertunjukan wayang orang ini berhasil memunculkan beberapa bintang panggung seperti Rusman, Darsi, Soerono. Pada era Soekarno, wayang orang Sriwedari sempat dipertontonkan di istana negara sebagai pertunjukan tamu negara saat itu. Setelah sempat sepi dari pengunjung, justru di era serba digital ini orang merindukan kembali kehadirannya. Terbukti dari makin banyaknya penonton muda yang menghadiri pertunjukkan dari waktu ke waktu.

  • Penjabaran Penelitian

Penelitian UKM BKKT UNS ini dilakukan pada salah satu tempat terkenal di kota solo yang menjadi salah satu branding kota solo yaitu Wayang Orang Sriwedari. UKM BKKT UNS berkesempatan untuk mewawancarai salah satu dari orangnya Sriwedari yaitu Bapak Risang Janur Wenda S.Sn. berdasarkan penelitian tersebut UKM BKKT UNS mendapatkan beberapa informasi perihal Pementasan Wayang Oras Sriwedari.

Dulunya wayang orang sriwedari berdiri sejak 1700-san pada masa Mangkurat I. Wayang orang sriwedari dulunya hanya ada di lingkup kraton dimana tidak semua masyarakat dapat menonton pementasan Wayang Orang Sriwedari. Pada tahun 1800-1900 terjadi krisis ekonomi berkepanjangan sehingga wayang orang ini tidak dapat berjalan kembali di lingkup kraton. Lalu pada tahun 1910 munculnya inisiatif dari seorang pengusaha cina merekrut mantan para pemain wayang sriwedari menjadi sebuah kelompok untuk menjadi sebuah pertunjukan komersil. Pertunjukan ini menjadi peluang bisnis yang akan menguntungkan banyak hal sehingga Wayang Orang ini dulunya untuk tujuan komersil. Usia wayang orang sriwedari adalah 110 tahun. Untuk bangunan sriwedari baru 80 tahun. Sebelum pementasan bangunan sriwedari dibangun, pementasan ini dilaksanakan di Taman Hiburan Rakyat yang sekarang menjadi Kawasan masjid. Dulunya dalam pementasan ini ada beberapa bertunjukan yaitu wayang orang dan ketoprak.Akan tetapi pada tahum 2000-an pertunjukan ketoprak kurang diminati dan akhirnya fokusnya di wayang orang saja. Jadwal pementasan pada tahun 80-90 an dilakukan setiap hari kecuali hari senin. Akan tetapi pada tahun 2000 an pementasan tetap dilakukan setiap hari dengan libur di hari minggu. Kemudian pada tahun ini di karenakan adanya Pandemi Covid-19 pementasan hanya dilakukan pada hari kamis, jumat dan sabtu . namun dilakukan Latihan senin, selasa, rabu untuk mempersiapkan pemestasan di hari Kamis, Jumat, Sabtu. Untuk wayang orang perlakunya campuran ada yang lulusan SD, lulusan Sarjana, otodidak, dan lulusan SMA. Kalau sebelum tahun 2016 banyak pemain yang otodidak. Akan tetapi pada tahun 2016 pemerintah kota solo sudah mulai jeli, sebenarnya Gedung wayang orang beserta isinya merupakan aset budaya satu-satunya di Kota Solo yang masih dapat dinikmati tiap hari. Akhirnya pada tahun 2016 terjadilah perekrutan tenaga kerja perjanjian kontrak yang berjumlah kurang lebih 20-30an orang. Selanjutnya dirasa perekrutan tersebut memberikan hasil yang lebih baik, pada 2017 dilakukan perekrutan kembali yang sampai sekarang jumlah tenaga kerja perjanjian kontrak tersebut mencapai 50-an orang. Hal ini membuat dan dirasa memberikan pergerakan yang bagus karena dalam perekrutan tersebut terdapat standarisasinya bahwa ia harus sarjana dan kebetulan banyak yang dari institut seni artinya dari segi pengkaryaan sampai pementasan banyak sekali apresiasi yang didapatkan dari para penonton.

Wayang orang sriwedari mencapai masa puncaknya pada tahun 80-90an . Dulu pada tahun 2000 setelah masa reformasi terjadi keterpurukan sangat signifikan dari jumlah penonton pada wayang orang sriwedari. Keterpurukan ini menyebabkan turunnya jumlah penonton dalam pementasan wayang orang sriwedari ini. Keterpurukan ini terjadi sampai tahun 2010 banyak hal yang dialami dalam masa tersebut. Wayang orang sriwedari yang terikat dinas ini harus sangat memperhatikan kemasan pementasan yang diberikan dikarenakan bisa menimbulkan keluhan dari penonton dari segi pengkaryaan yang disajikan yang tidak sesuai dengan jaman dan lain-lain. Dulu pernah terjadi wayang orang sriwedari tidak memiliki penonton sama sekali namun pementasan tetap berjalan sesuai ikatan Dinas Kebudayaan Surakarta yang telah disepakati. Setelah melewati keterpurukan tersebut, pada tahun 2016-2020 secara tiba-tiba terjadi penaikan signifikan dari segi pengkaryaan,pementasan, jumlah penonton dan lain-lain. hal ini bisa terjadi mungkin karena terjadinya pengrekutan para sarjana seni muda yang memiliki skill lebih dalam suatu pementasan sehingga membuat pertunjuan sriwedari melonjak dari segi penontonnya. Penonton sriwedari tidak hanya kalangan tua saja namun sampai ke anak muda. Kalangan orang tua yang menonton biasanya karena mereka merupakan pecinta wayang orang sriwedari.

Dimasa pandemic ini wayang orang sriwedari dibawah dinas kebudayaan Surakarta maka, keberjalanan pementasan harus melaksanakan protokol Kesehatan yang diharuskan seperti pembatasan jumlah penonton. Wayang orang sriwedari pernah diberhentikan pada masa awal muncul virus corona di Indonesia. Pemberhentian ini terjadi selama 1 bulan lamanya, setelah itu muncul kebijakan pementasan hiburan secara virtual maka dari itu dari pihak wayang orang sriwedari melakukan pementasan yang ditampilkan secara virtual yang dilaksankan seminggu 1-3 kali pementasan. Setelah itu dari pihak wayang orang sriwedari mengusulkan kepada dinas kebudayaan Surakarta untuk melaksanakan pementasan seperti biasanya dengan menerapkan protokol Kesehatan yang diharuskan. Mengenai kebijakan pematuhan protokol Kesehatan yang sudah di setujui gugus depan maka di tentukan pembatasan jumlah penonton sejumlah 220-an penonton yang boleh memasuki area pementasan. Untuk jumlah pemain dalam wayang orang sriwedari dibatasi. Dulu jumlah pemain dibagi menjadi 3 kelompok pemain, lalu sekarang sudah menjadi 1 kelompok yang sudah menjalani serangkaian tes dan pematuhan protokol Kesehatan maka kembali dengan jumlah secara keseluruhn 65 orang.

Wayang orang sirwedari tetap berlangsung selama pandemic terlepas dari ikatan dinas kebudayaan Surakarta karena jiwa seni para pemain dan pengkrawit yang kuat dalam melestarikan kebudayaan dan berkeinginan bahwa pertunjukan wayang orang ini terus dilaksanakan. Sebagai ketenaga kerjaan kontrak tersebut  penugasan di dinas kebudayaan tersebut sebagai pengelola adat dan kesenian. Maka dari itu pihak wayang orang sriwedari tidak henti-hentinya untuk berusaha tetap bermain dalam wayang orang sriwedari, dan banyak pula masyarakat yang mencintai dan melihat kembali sriwedari kembali jaya. Kesulitan yang di alami selama masa pandemi ini hanya pada jumlah penonton saja. Kesulitan yang lain tidak begitu berat karena masih dapat diatasi para pemain.

UKM BKKT UNS menurut Bapak Risang Janur Wenda adalah UKM kesenian yang pantang menyerah dan kreatif dalam pertunjukan seni. UKM BKKT UNS pasti bisa memperbaiki dan mencipakan hal baru yang selalu informatif dan kreatif. Diharapkan kelak UKM BKKT UNS bisa memaksimalkan dalam manajemen pertunjukannya guna memberikan tampilan kesenian yang berbeda. UKM  BKKT  UNS juga dapat melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan seperti mengadakan kegiatan workshop, karena dalam mencintai kesenian harus memperhatikan segala sisi tidak hanya dalam seni pertunjukannya saja.

Tinggalkan Balasan