
Jakarta dikenal menjadi kota metropolitan yg mempunyai relatif poly tarian tradisional. Mayoritas rakyat Jakarta merupakan rakyat menurut suku Betawi. Di suku Betawi sendiri, populer menggunakan aneka macam kebudayaannya yg sangat ikonik. Misalnya saja tarian Betari. Tarian Betawi terbentuk menurut proses asimilasi aneka macam kebudayaan, misalnya Melayu, Arab, Cina, Portugis, India, & sebagainya menggunakan karakteristik spesial penggunaan bunyi musik pengiring yg riang, dan gerakan-gerakan tari yg dinamis. Salah satu populer berdari Betawi merupakan Tari Lenggang Nyai.
Tari Lenggang Nyai biasa dianggap Tari Lenggang Betawi kreasi artis berdari Yogyakarta, Wiwik Widiastuti dalam tahun 1998. Tarian yg adalah tarian ciptaan baru terinspirasi menurut cerita warga Nyai Dasimah, sebagai akibatnya poly pesan yg digambarkan pada tarian ini. Menurut cerita yg terdapat, dahulu kala Nyai Dasimah merupakan seseorang perempuan manis menurut Betawi yg berada pada kebingungan buat menentukan pasangan hidupnya. Pada ketika itu, dia dihadapkan sang 2 pilihan laki-laki tidak sama kebangsaan, yaitu laki-laki Belanda & laki-laki Indonesia. Singkat cerita, selesainya dia berpikir panjang, Nyai Dasimah pun menentukan laki-laki kebangsaan Belanda bernama Edward William. Namun, selesainya menikah kehidupan Nyai Dasimah mulai berubah. Ia menerima poly anggaran-anggaran menurut suaminya sampai Nyai Dasimah merasa terkekang. Katika Nyai Dasimah merasa hak-haknya menjadi wanita terampas. Akhirnya, dia tetapkan buat memberontak & memperjuangkan kebebasannya. Perjuangan wanita itulah yg menciptakan Wiwik Widiastuti terinspirasi & membangun tari ciptaan baru ini menjadi perindikasi buat mengenang usaha Nyai Dasimah, pada memperjuangkan hak & kebebasannya menjadi seseorang perempuan .
Cerita Nyai Dasimah hampir sama menggunakan cerita R.A. Kartini yg berjuang menciptakan emansipasi perempuan , & memperjuangkan hak-hak wanita dalam ketika itu. Maka, menggunakan perjuangannya tadi hak-hak perempuan bisa terwujud. Nama Tari Lenggang Nyai sendiri diambil menurut istilah lenggang yg berarti melenggak-lenggok, & istilah nyai yg diambil menurut cerita Nyai Dasimah tadi. Saat pertunjukan, gerakan Tari Lenggang sangat lincah menggunakan mendeskripsikan keceriaan & keluwesan gadis Betawi. Tak hanya itu, pada Tari Lenggang pula menceritakan cerita dan penggambaran karakter Nyai Dasimah.
Kelincahan pada tari tadi terlihat menurut mobilitas tubuh, kaki, & tangan penari yg beranjak secara dinamis. Selain itu, terdapat pula gerakan menurut satu sisi ke sisi lain yg mendeskripsikan kebingungan Nyai Dasimah dalam ketika akan merogoh keputusan, & menentukan keliru satu menurut 2 orang laki-laki yg nanti akan sebagai pasangan hidupnya.
Penari Tari Lenggang Nyai umumnya dibalut menggunakan kostum gugusan unsur budaya Cina & Betawi, yaitu berwarna terperinci, misalnya rona hijau terperinci & rona merah terperinci. Pada bagian ketua dilengkapi hiasan mahkota identik menggunakan budaya Cina. Pertunjukkan tarian ini pula diiringi menggunakan musik tradisional Betawi, yaitu Gambang kromong. Tarian Lenggang Nyai biasa dipertunjukkan pada penyambutan tamu penting, program adat, program perayaan, & festival budaya yg diadakan pada Jakarta.
Nah, begitulah kesenian Tari Lenggang Nyai berdari kota metropolitan Jakarta. Semoga, tarian ini permanen terus dilestarikan, dan bisa menambah pengetahuan Kawan GNFI tentang kesenian tradisional pada Indonesia. Bagi kalian yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang tarian glipang ini bisa kunjungi di youtube
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/22/tari-lenggang-nyai-bukti-perjuangan-seorang-wanita
Untuk referensi dan praktik lebih jelasnya dapat mengunjungi laman youtube : https://youtu.be/kiiOiTjRg-E