You are currently viewing Setu Pon “Klenengan” Pendhapa Ageng, Pura Mangkunegaran

Setu Pon “Klenengan” Pendhapa Ageng, Pura Mangkunegaran

Setu Pon “Klenengan” merupakan salah satu bentuk pergelaran karawitan klasik yang sarat nilai budaya dan spiritual, digelar di lingkungan keraton Mangkunegaran tepatnya di Pendhapa Ageng. Kegiatan ini menjadi ajang pelestarian seni gamelan gaya Mangkunegaran yang khas, sekaligus penghormatan terhadap tradisi dan leluhur, khususnya dalam rangka memperingati hari lahir K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X. Klenengan ini menampilkan sejumlah gendhing pilihan yang disusun secara tematik dan berurutan, mencerminkan pakem karawitan gaya Mangkunegaran yang sarat nilai estetik dan filosofis, yaitu.

  1. Ktw. Puspawarna, Sl. Mnyr.
  2. Kombang Mara, Gendhing kt. 2 kerep minggah 4, Pl. Lima
  3. Wiyang, Gendhing kt. 4 kerep minggah 4, kal. Ldr. Yujana, trus Ktw. Rajaswala, Sl. Sanga
  4. Sekar Sinom, Gendhing kt. 2 kerep minggah 4, kal Ktw. Gambuh, Pl. Nem
  5. Sendhang Arum, Gendhing kt. 2 kerep minggah Ldr. Minum, kal Ktw. Lebdasari, Sl. Mnyr
  6. Ayak Kaloran, Sl. Mnyr

Gendhing-gendhing dimainkan dalam laras yang berganti-ganti, memperlihatkan dinamika dan kedalaman rasa dalam alur musikalnya. Suasana malam yang khidmat memperkuat nuansa spiritual dari acara ini, menjadikannya bukan sekadar pertunjukan musik, tetapi juga ruang yang menyentuh batin.

Keindahan setiap sajian tidak hanya terletak pada komposisi musiknya, melainkan juga pada cara para pengrawit membawakan gendhing dengan rasa dan ketekunan yang tinggi. Penampilan ini menjadi ajang edukasi budaya yang mempertemukan generasi muda dengan warisan leluhur, menghidupkan kembali semangat pelestarian tradisi di tengah arus modernitas. Acara ini terbuka untuk umum dengan anjuran mengenakan bawahan kain nusantara, serta larangan mengenakan motif parang atau lereng sebagai bentuk penghormatan terhadap adat yang ada di Pura Mangkunegaran. Setu Pon “Klenengan” menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional masih memiliki tempat yang mulia di tengah masyarakat, dan tetap relevan sebagai penjaga identitas budaya bangsa yang luhur.

”Klenengan yang disajikan di Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran benar-benar khas dan sarat nuansa gaya Mangkunegaran. Setiap gendhing yang dimainkan terasa halus, tenang, namun memiliki kedalaman rasa yang begitu menyentuh.” (Nikmatull Tsalasa Putri).